Senin, 07 Juni 2010
Saya sangat takjub klo meng-evaluasi diri sendiri, atau melihat wanita lain sedang curhat dengan sahabat mereka, terbuka, dalam, dan intim. Selalu ada perbincangan yang menarik dan perdebatan yang membuat kita ga habis - habis membicarakan suatu topik. Seperti saya dan si panci tadi malam. Bicara soal takdir dan jalannya takdir.
Bicara soal takdir, kita semua juga tahu klo Tuhan sudah menggariskan bagi tiap2 manusia di muka bumi ini. Tapi yang menjadi menarik adalah lika liku perjalanan seorang anak manusia untuk mencapai tujuannya...takdir itu.
ada sebuah cerita :
Seorang peri turun ke bumi, kemudian dia memanusiakan dirinya karena tlah jatuh hati kepada seorang laki2, laki2 yang egois, dan keras kepala dan tidak tau apa itu arti cinta.
Sebenarnya, Tuhan telah berkata bahwa dia tidak akan mungkin menjadi manusia selamanya dan juga tidak mungkin menikah dengan seorang manusia, karena telah di takdirkan begitu.
Namun sang peri menafikkan pesan Tuhan, dia lebih memilih hasratnya, dan perasaan cintanya. Bersamalah mereka berdua berkasih - kasihan. Suatu ketika laki2 ini bercerita akan cita2 dan angannya, kelak setelah dia mendapatkan cita2nya, dia akan melamar wanita yg dikasihinya ini (dia tidak tau bahwa wanita ini seorang peri). Si peri hanya terdiam dan tersenyum mengangguk (....mengabaikan).
Si Peri begitu setia, tak perlu senang, sedih, susah, jatuh, bangun, dia selalu ada untuk laki2 yang dicintainya. Peri itu bagai pelita untuk sang lelaki. Dia selalu berada di saat yang tepat, pengambil keputusan yang bijak dan tidak pernah salah pada tiap2 pilihan yang mereka temui, demi mewujudkan cita2 sang lelaki.
Sang Lelaki merasa begitu....terkesima atas apa2 yang dilakukan sang peri terhadapnya. seolah2 si peri ingin mengajarkan dan menunjukkan, beginilah seharusnya cinta diperlakukan.
Tibalah saatnya....cita2 itu teraih...
entah mengapa mereka lambat laun berjauhan, berjarak...
kala bersama hanya ada rasa bosan dan kosong...
bahkan tidak tahu harus berbicara apa..
Dan jika sebuah akhir dari perjuangan adalah perpisahan...tak perlu ditanya betapa menyakitkannya
Si Peri bergetar menahan perih lukanya,,begitu juga sang lelaki
sang lelaki tlah kehilangan sang "Angelo Salvatore" bagi hidupnya.
mungkin cinta tidak benar2 mati dalam hati mereka, bagaimana pun, sesuatu yang besar akan meninggalkan jejak yg lebih dalam dan besar juga....seperti cinta mereka.
Si peri akhirnya kembali menjadi seorang peri...menjalani hari2 dengan kenangan yang mengiringi. hingga akhirnya dia dapat berita, bahwa sang laki2 akan menikah.
Barulah dia menyadari, menyadari pesan tuhan... mereka tidak ditakdirkan bersama. Itu takdir!
"tugasku usai...aku menjalankannya dengan baik,,hingga takdir membawamu pergi"
Nah, itu sebuah cerita yg kira2 mewakili bagaimana sebuah takdir, destiny mencari jalannya sendiri. Kita tidak akan bisa berbuat apa2, karena itu semua adalah previlage Tuhan.
Sedih dan senang semua apa yang telah kita lalui tidak akan sia2. Tuhan pasti menyisipkan sebuah pesan2 kedalam setiap cerita yang kita lakoni.
Seperti Peri itu, dia telah mendapatkan pengalaman yang berharga dan tidak akan dia dapatkan lg. dia sudah kembali kebentuk semula yang mungil, tak akan menjadi manusia lagi. Namun, dia telah dapat merasakan 3 hal sekaligus. Yaitu, cinta, pengorbanan dan kehilangan. Menurutnya begitu indah...
Dan sang lelaki..yg telah mendapatkan pelajaran bermakna, bagaimana mencintai seseorang itu dengan tulus, dan berupaya selalu menjadi yang terbaik. Semua pelajaran yang didapat, adalah bekal pernikahannya kelak.
Bukankah hidup layaknya cerita itu. Bahkan kadang hidup lebih dari sekedar sinetron. ceritanya tak mudah di tebak, dan ntah akan seperti apa pada akhir episodenya. only God knows
Tiada yang sia2 dari sebuah perjalanan hidup. Semua orang yang datang dan pergi dalam kehidupan kita selalu membawa pesan2 bagi kita, saya selalu meyakini itu.
Layaknya membaca sebuah novel, saya akan selalu sabar dan menantikan, kelanjutan cerita dari kehidupan saya
Dan
Layaknya sebuah Naskah...saya akan dengan sabar menantikan peran apa yang akan saya lakoni nanti, kelak, esok hari, atau nanti sore
Salam
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih